Minggu, 15 Juni 2008

Antara Canteen dan Tenda Putih

Bagi penghuni SCTV Tower, banyak pilihan sebenarnya untuk nongkrong melepas lelah atau sekadar ngobrol. Namun, tidak satu pun yang bisa dikatakan ideal. Yang paling gampang tentu saja nongkrong di banyak cafe di Senayan City. Tapi ini berisiko terhadap kantong yang kurang tebal. Sedangkan untuk nongkrong di foodcourt Senayan City juga berisiko terhadap mulut, karena obrolan akan asem tanpa cigaret. Maklum, smoking room di lantai 5 ini dibuat khusus seperti ruang karantina, sehingga aneh saja merokok di sana karena serasa berada dalam akuarium.

Nah, lokasi yang cukup bersahabat dengan kantong dan mulut itu hanya ada dua. Pertama sebuah kantin di lantai Basement 2 (B2) Senayan City. Kantin ini selalu padat merayap pada jam-jam siang hingga petang. Mayoritas pelanggannya adalah penjaga gerai (SPG dan SPB) yang ada di mal ini. Dengan hijrahnya SCTV ke Senayan City, maka makin sesak saja kantin ini.

Ruangan kantin sebenarnya cukup luas. Ada sekitar 40 meja tersedia, dengan banyak pilihan makanan di sejumlah lapak. Soal harga, masih bisa bersaing dengan makanan yang dijajakan pakai gerobak. Tapi, yang paling khas adalah asap rokok yang mengepul dari seluruh meja. Di sini emansipasi wanita sangat terasa, khususnya dalam keahlian memetik rokok. Sedangkan bagi kaum pria, selain bisa mengenyangkan perut, tempat ini juga bisa untuk cuci mata.

Tempat lainnya adalah Kafe Tenda Putih (nama yang muncul dari obrolan tiba-tiba). Lokasinya ada di samping Senayan Trade Center, atau di depan SCTV Tower. Lokasinya lebih kecil dengan jumlah meja yang juga terbatas. Soal menu makanan tak jauh berbeda dengan kantin B2. Hanya saja, paru-paru dan jantung akan lebih awet jika lebih rutin ke sini. Sebab, karena berada di pinggir jalan, sirkulasi udara juga bagus. Berikut gambaran keduanya:


[untuk memperbesar gambar silahkah di-klik]


Kalau tidak rajin bertanya bisa tersesat, karena petunjuk lokasi hanya sekecil ini di belantara area parkir bawah tanah B2.


Lihat gaya para SPG Senayan City mengisap nikotin, membuat cowok jatuh mental. Tapi, paling tidak masih bisa curi-curi pandang melihat lagak dan gaya mereka dengan uniform yang beragam.


Setiap meja umumnya dihuni oleh rombongan rekan sesama kerja, itu bisa ditandai dari kesamaan uniform mereka.


Yang susah adalah membedakan karyawan SCTV. Jika tidak memakai tanda pengenal bisa-bisa dikira sopir yang tengah menunggu majikan.


Kalau nongkrong pagi atau selepas magrib, suasana agak nyaman karena tak banyak yang menyumbang asap rokok dan suara berisik. Memilih tempat duduk juga bebas, tak perlu gabung dengan rombongan yang tak dikenal.


Cuma tersedia satu televisi di sini, sehingga leher bisa sakit kalau memaksakan diri untuk menonton sinetron atau infotainment dengan posisi duduk yang tidak tepat.


Karena ini bukan restoran mahal, maka pelanggan yang harus proaktif menanyakan daftar menu atau mendatangi langsung outlet yang diinginkan. Kalau sekadar minum sih tak perlu susah, semua outlet menyediakan minuman, paling tidak teh tawar.


Kalau tanggal tua, tak ada salahnya beli kopi sachet diluar kantin, seduh di area breakout dengan gelas sendiri, dan silakan bawa bergaya di kantin ini. Dibandingkan dengan membeli di kantin, hematnya bisa 100 persen lebih, seriusssssss, asal kuat mental jika diledekin.


Nah, kalau yang ini suasana di Kafe Tenda Putih.


Nun jauh di sana terlihat billboard kepindahan SCTV ke Senayan City.


Hujan atau tidak, jalan di depan kantin ini selalu padat.


Dari bawah tenda ini, Gedung SCTV Tower terlihat dengan jelas.

Tidak ada komentar: