dirimu nuansa-nuansa ilham
hamparan laut tiada bertepi
Demikian antara lain bait-bait lirik lagu itu. Ingatan saya langsung terkoneksi dengan masa lalu, tepatnya puluhan tahun silam, saat masih menjadi seorang bocah yang gemar main kelereng dan layangan. Ketika itulah tembang Nuansa Bening dari Keenan Nasution akrab menyapa dari radio milik penduduk di kampung saya. Beragam penyanyi yang kemudian silih berganti datang, bak musim yang selalu berganti, tak pernah bisa memupus keindahan lagu ini.
Sebaliknya, Keenan seolah sudah membuat tonggak prasasti, bahwa lagu ini akan abadi, tak terlupakan, dan tetap indah didengar dalam suasana apa pun, paling tidak untuk saya sendiri. Nuansa Bening, buat saya, lahir terlalu cepat sebelum masanya. Ketika di tahun 1979, saat lagu ini dirilis, genre musik yang ditawarkan Keenan terbilang aneh. Ketika itu, Rinto Harahap dan Pance Pondaag sedang menjadi mainstream, sedangkan Keenan nyaris tak banyak yang mengenal.
Bahkan ketika Obbie Messakh, Dedy Dhukun, dan deretan pencipta lagu serta penyanyi lainnya menyerbu di kurun 90-an, musik yang mereka tawarkan tetap saja terkesan biasa, datar, dan gampang dilupakan. Mungkin hanya Iwan Fals ketika itu yang bisa membuat perbedaan, musiknya baru sekaligus digemari. Ketika itu, Keenan tetap saja jauh dari popularitas. Selain karena terbilang "pelit" berkarya, musik Keenan ketika itu dianggap terlalu "elite" untuk masanya.
Tahun 1989, Keenan lagi-lagi membuat saya terhenyak. Bergabung dengan Gank Pegangsaan, vokal dia kembali menyengat kuping saya lewat lagu Dirimu. Musik yang ditawarkan serta liriknya lagi-lagi tidak mengikuti mainstream. Tapi, sulit untuk menipu diri sendiri bahwa lagu ini sangat empuk di kuping.
buram kaca jendela
semuram waktu yang berlalu
sedang kumasih menunggu
Liriknya yang tentang cinta tak jatuh menjadi cengeng, musiknya yang sebenarnya sederhana pun terasa sangat berbeda dari lagu-lagu Indonesia kebanyakan. Karena itulah saya menjadikan kedua lagu Keenan tersebut masuk ke dalam jajaran mahakarya musisi Indonesia.
Rada Krishnan Nasution, demikian nama lengkap Keenan, jelas bukan musisi serba jadi. Dunia musik secara serius digelutinya ketika baru duduk di bangku SMP. Lagu-lagu The Features dan The Shadow merupakan santapan sehari-hari yang dimainkan Keenan bersama kawan-kawannya. Satu hal yang mengagumkan adalah kemampuan Keenan memainkan alat musik yang tergolong multiinstrumen. Kemampuan ini dimilikinya dengan cara belajar secara otodidak, ditambah dengan berlatih secara rutin untuk meningkatkan kemampuan.
Bahkan, sebelum Nuansa Bening dirilis, Keenan dan teman-temannya di tahun 1972 sudah menjajal tanah yang menjadi pusat musik dunia, Amerika Serikat. Dia tampil dari panggung ke panggung di New York sebelum pulang ke Tanah Air di tahun 1975. Selain itu, Keenan juga dikenal sebagai musisi yang kerap diajak bekerja sama oleh musisi papan atas Indonesia.
Kini, ketika Nuansa Bening kembali dipopulerkan oleh Vidi, tetap saja auranya hilang. Logis memang, karena versi Keenan sudah lebih dulu mencuri perhatian. Juga, lewat vokal Vidi, Nuansa Bening jatuh menjadi lagu yang "ringan" dan "manis". Padahal, lagu ini begitu serius dan monumental melalui vokal Keenan.
Ketika adik saya yang masih duduk di bangku SMA mendengar Nuansa Bening versi Vidi, dia berkomentar, "Enak juga lagunya ya," ujarnya. Saya hanya tersenyum. Saya yakin dia akan kaget kalau saya katakan bahwa lagu ini sudah menjadi teman tidur saya saat dia masih berada di surga.[]
Nuansa Bening ver. Vidi Aldiano (2008)
Nuansa Bening ver. Keenan Nasution (1979)
Dirimu - Gank Pegangsaan (1989)
Video klip Nuansa Bening ver. Vidi Aldiano
Video klip Nuansa Bening ver. Keenan Nasution
Nuansa Bening
Oh tiada yang hebat
dan mempesona
ketika kau lewat
di hadapanku
biasa saja
Waktu pertalian
terjalin sudah
ada yang menarik
pancaran diri
terus mengganggu
Mendengar cerita sehari-hari
yang wajar tapi tetap mengasyikkan
Oh tiada kejutan
pesona diri
pertama kujabat
jemari tanganmu
biasa saja
Masa perkenalan
lewatlah sudah
ada yang menarik
bayang-bayangmu
tak mau pergi
Dirimu nuansa-nuansa ilham
hamparan laut tiada bertepi
Kini terasa sungguh
semakin engkau jauh
semakin terasa dekat
Akan tumbuh kembangkan
kasih yang engkau tanam
di dalam hatiku
Menatap nuansa-nuansa bening
tulusnya doa bercinta
Dirimu
Di bening malam ini
Resah rintik gerimis datang
Menghanyutkan sinar rembulan
Buram kaca jendela
Semuram waktu yang berlalu
Sedang kumasih menunggu
Ungkapan rasa
dari keinginan baikku
Untuk bersama
menempuh jalan hidup
Tak usahlah kauingat
bayangan gelap kenyataan
diri tanpa sutradara
Relakan niat tangan
menghapus noda kehidupan
dirimu di hadapanku
Tetaplah putih
Demi keinginan baikku
Untuk bersama
menempuh jalan hidup
Reff.
Kuingin s'lalu dekatmu
Sepanjang hidupku
Membawamu ke puncak bahagia
Kuingin s'lalu dekatmu
Nikmati mentari
Mendekapmu di bawah cahayanya
Bagimu raihlah kehidupan
2 komentar:
Keenan Nasution... (woot)
ya ya.. saya pun sempat membuat baby sitter anak saya shock ketika mengetahui bahwa lagu itu adalah lagu lama bahkan lebih tuwa dari umurnya... mwahahahaha
Wah...wah! Ternyata sang pegasus punya jiwa romantis juga thoo... Wakakak... Anyway, dengerin tuh lagu emang jd malu sm umur...
Posting Komentar