Kamis, 05 Maret 2009

Machu Picchu, Kota Inca yang Hilang

Hiram Bingham, seorang profesor muda dari Yale University, memang tipe orang yang tak bisa diam. Daripada berkutat di kampus, dia lebih suka menjelajah ke tempat-tempat terpencil. Begitu pula ketika dia memutuskan untuk menggelar ekspedisi ilmiah untuk menjelajahi vegetasi liar di Gunung Andes, Peru, saat usianya menginjak 36 tahun.


Ditemani seorang pemandu, Bingham memasuki wilayah yang sangat asing bagi dirinya. Dia melewati pepohonan yang tinggi menjulang dan menerobos semak belukar yang sangat lebat dengan bantuan kedua tangannya. Tiba-tiba, secara samar dari kejauhan dia melihat bangunan kuno super megah yang terkubur oleh tingginya ilalang. Ketika itu dia sempat berpikir bahwa itu hanya fatamorgana. Namun tidak, semua itu memang nyata. Bingham langsung mencatat tanggal bersejarah itu, 24 Juli 1911.


Bingham bukanlah sosok seperti Indiana Jones yang suka berpetualang mencari benda keramat, namun dia adalah sosok sebenarnya dari Indiana Jones di alam nyata. Pada hari itu dia menemukan bangunan paling bersejarah di dunia yang menunjukkan betapa majunya pengetahuan akan teknik rancang bangun peradaban-peradaban masa lalu. Ya, hari itu dia menemukan situs yang kemudian dikenal dunia dengan nama Machu Picchu (Gunung Tua) atau kerap juga disebut Kota Inca yang Hilang. Terletak di atas lembah Urubamba, sekitar 70 kilometer barat laut Cusco, Peru.


Bingham mengatakan, bisa menemukan Machu Picchu sama halnya dengan menemukan sebuah peradaban baru dimuka bumi. Salah satu Media Amerika Serikat menyatakan bahwa Machu Picchu merupakan bangunan yang paling penting dan yang paling terpelihara di dunia. Tempat ini memang sangat tersembunyi dan tertutup oleh lebatnya vegetasi tumbuh-tumbuhan disekitarnya. Terletak pada ketinggian 8.000 kaki di atas permukaan laut, bangunan menakjubkan ini selama beratus-ratus tahun tidak pernah terusik oleh kehadiran manusia.


Machu Picchu merupakan simbol Kerajaan Inca yang paling terkenal. Dibangun pada sekitar tahun 1450, tetapi ditinggalkan seratus tahun kemudian, ketika bangsa Spanyol berhasil menaklukkan Kerajaan Inca. Namun para ahli lainnya menduga wabah cacarlah yang menyebabkan Machu Picchu ditinggalkan. Lebih dari 50 persen populasinya terbunuh akibat wabah itu pada tahun 1527. Pemerintahan Inca pun jatuh, perang saudara berkecamuk. Ketika penakluk Spanyol, Pizzaro, tiba di Cuzco pada tahun 1532, Machu Picchu keburu menjadi kota hantu di atas awan.


Machu Picchu dibangun dengan gaya Inca kuno dengan batu tembok berpelitur. Bangunan utamanya adalah Intihuatana, Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga Jendela. Tempat-tempat ini disebut sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu. Beberapa peneliti percaya Machu Picchu adalah makam Pachacutec Yupanqui, pendiri Kerajaan Inca, karena terdapat bangunan yang dilapisi emas. Beberapa peneliti lain berteori Machu Picchu adalah vila para pembesar Inca, sekaligus sebagai tempat upacara pengamatan musim dan astrologi.


Bangunan di Machu Picchu bertingkat-tingkat, semakin tinggi tingkatannya, semakin tinggi tingkat kekuasaan orang yang menempatinya. Di tempat tertinggilah para pendeta Inca mengadakan upacara menghormati matahari setiap harinya. Di wilayah itu terdapat sebuah batu seukuran piano yang disebut sebagai Intihuatana' (tempat tambatan matahari). Batu ini sebagai jam matahari. Machu Picchu juga memiliki lahan pertanian yang luas untuk ditanami jagung, koka, dan mawar.


Bingham sendiri percaya tempat ini mempunyai arti yang sangat besar akan kelahiran suatu peradaban paling legendaris di dunia, Kerajaan Inca. Suatu peradaban besar asli dari Benua Amerika yang telah menghilang. Setidaknya terdapat ribuan artifak yang sangat tinggi nilainya di Machu Picchu. Kini sebagian besar artifak-artifak tersebut sedang menjadi bahan penelitian untuk menggali lebih dalam lagi sejarah dari peradaban suku Inca.


Rakyat Peru boleh berbangga karena peninggalan sejarahnya ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia versi Swiss Foundation yang mengadakan poling lewat internet dan layanan pesan singkat yang diikuti sekitar 100 juta orang di seluruh dunia pada 7 Juli 2007. Situs tersebut juga telah ditunjuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1983.


Kini, setelah lebih dari setengah abad meninggalnya Bingham (1875-1956), hampir sekitar 2.500 wisatawan berkunjung ke Machu Picchu setiap harinya. Hampir seabad setelah Bingham menemukan Machu Picchu, kekaguman penduduk dunia akan temuannya tak kunjung habis. Untuk mengenangnya, kereta yang menjadi sarana transportasi wisatawan menuju pegunungan Andes diberi nama Hiram Bingham. Sebuah penghargaan yang sangat layak.***





Machu Picchu (1)




Machu Picchu (2)




Machu Picchu (3)




Machu Picchu (4)





Tidak ada komentar: