Senin, 12 Agustus 2013

Surat Sakti Pak DJ Tundukkan Menteri Agama


Selasa, 2 April 2013

Siang ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Panitia Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935 yang dipimpin ketuanya Gde Pradnyana. Dalam pertemuan di Kantor Presiden itu turut hadir Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri ESDM Jero Wacik, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Pertemuan ini tergolong singkat, tak lebih dari satu jam, karena pukul 14.00 WIB akan ada agenda lain, yaitu rapat terbatas untuk membahas kurikulum pendidikan tahun 2013. Karena itu, sebelum pertemuan usai, menteri-menteri yang akan mengikuti rapat terbatas sudah berdatangan dan menuju ruang rapat terbatas.

Usai pertemuan, Menag Suryadharma Ali sempat diwawancarai wartawan seputar rangkap jabatan antara menteri dan ketua partai politik. Selesai diwawancarai, Surya tiba-tiba menuju podium di ruangan pers sehingga membuat wartawan gelagapan karena tak diberitahu akan ada jumpa pers. Sejumlah kamerawan televisi terlihat sibuk dan terburu-buru menyiapkan peralatan mereka.

Tak ada yang baru sebenarnya dalam jumpa pers ini. Surya hanya mengulang apa yang sudah menjadi kesepakatan antara pemerintah dan Komisi VIII DPR sehari sebelumnya tentang besaran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) alias ongkos naik haji yang katanya tahun ini turun sekitar US$ 90 dari tahun sebelumnya.

Jam ketika itu sudah menunjukkan pukul 14.05 WIB yang artinya rapat terbatas harusnya sudah dimulai. Rekan-rekan wartawan mulai terlihat heran karena belum ada arahan dari staf Biro Pers dan Media Istana (BPMI) untuk segera menuju ruang rapat. Galibnya, sesaat sebelum Presiden memasuki ruangan rapat, wartawan sudah berjejer di depan pintu ruang rapat terbatas untuk mendengarkan pidato pengantar sebelum masuk pada pembahasan materi rapat.

Tapi, Surya tetap santai dan terus memaparkan angka-angka BPIH. Sementara pada saat bersamaan terlihat staf presiden mendekati staf sang menteri. Tak jelas apa yang dibicarakan. Yang pasti, staf menteri ini diberi secarik kertas. Dengan sikap ragu-ragu, dia mendekat ke podium dan meletakkan kertas tersebut di podium dengan harapan bisa dibaca Surya.

Dia memang melirik kertas itu, tapi tak ada pengaruh apa-apa. Surya meneruskan membolak-balik dokumen yang dia bawa dan melanjutkan penjelasannya di depan sorotan kamera wartawan. Ketika itulah terasa ada sesuatu yang tak beres. Wartawan pun mulai saling lirik seolah bertanya ada apa sebenarnya.

Tak lama kemudian, Kepala Biro Pers Istana, DJ Nachrowi, terlihat menulis di secarik kertas dan menyerahkan kepada staf sang menteri. Untuk kedua kalinya dia mendekat ke podium dan meletakkan kertas itu di hadapan sang menteri. Kali ini kertas itu agaknya membawa dampak. Surya mulai membereskan dokumennya dan menyudahi jumpa pers.

"Maaf rekan-rekan wartawan, saya sudah ditunggu untuk ikut rapat terbatas. Jadi nanti kita lanjutkan kalau ada pertanyaan," ujar Surya seraya meninggalkan podium. Para wartawan hanya tersenyum simpul. Ketika itu jam menunjukkan pukul 14.10 WIB.

Ternyata, Surya hadir di Kantor Presiden tak hanya untuk menemani Presiden bertemu Panitia Nasional Perayaan Nyepi, tapi juga untuk menghadiri rapat terbatas. Tidak jelas, apakah Surya memang lupa atau tak melihat jam sehingga nekat menggelar jumpa pers di saat rapat akan dimulai.

Syukur secarik kertas dari Pak Nachrowi lumayan ampuh untuk menahan laju Surya berbicara di depan wartawan. Rapat akhirnya memang terlambat dimulai dan Surya menjadi menteri terakhir yang memasuki ruangan rapat terbatas, meski dia lebih dulu datang di Kantor Presiden dibandingkan menteri lainnya yang ikut membahas kurikulum pendidikan itu. Ada-ada saja Pak Menteri ini.

Ajudan Menag menyerahkan surat sakti Pak DJ



Tidak ada komentar: