Kamis, 09 September 2010

Liputan Pagi dan Liputan Pagi Lagi

Awal Agustus lalu saya mendapat tugas liputan keluar daerah. Dari surat tugas yang saya terima, di Jember, Jawa Barat, pekan pertama di Agustus itu akan ada ajang Jember Fashion Carnaval 2010. Bersama dengan saya berangkat sekitar enam kru liputan lainnya. Di Bandara Soekarno-Hatta, kami bertemu dengan anggota tim lainnya dari bagian teknik sebanyak empat orang. Jadilah kami semuanya 11 orang. Sampai di Bandara Juanda Surabaya pada malam harinya, kami langsung berangkat dengan tiga mobil sewaan menuju Jember. Setelah menempuh perjalanan selama empat jam, sampailah kami di Jember dan langsung masuk hotel.

Belum banyak aktivitas berarti tentang JFC 2010 yang bisa kami liput selain persiapan demi persiapan. Dan seperti kebiasaan di Liputan 6 SCTV, setiap akhir pekan bakal ada liputan khusus untuk ditayangkan di Liputan 6 Pagi. Karena kebetulan kami yang berada di lokasi untuk tayangan langsung, maka materi untuk liputan khusus pagi itu diserahkan ke kami. Untuk tayangan Sabtu pagi akhirnya ditetapkan untuk meliput perkebunan tembakau du Jember. Sedangkan untuk Minggu pagi, kami akan meliput langsung kesibukan di Alun-alun Kota Jember yang juga akan menjadi pusat kegiatan JFC 2010.

Sabtu pagi, sekitar pukul 03.00 WIB, seluruh kru pun berangkat ke lokasi. Perjalalanan ke lokasi lumayan lama, sekitar satu jam, karena berada di luar kota. Di sana sudah menunggu mobil satellite news gathering (SNG) yang akan memancarkan liputan kami ke studio di Jakarta untuk disiarkan secara langsung bagi pemirsa. Liputan berlangsung lancar dan seluruh kru sempat disuguhi rokok cerutu dan sarapan pagi oleh pemilik perkebunan. Usai liputan, kami langsung ke hotel untuk melanjutkan tidur yang tak tuntas semalam.

Minggu pagi, kejadian yang sama terulang lagi. Hanya saja, lokasinya kali ini berbeda, yaitu di Alun-alun Kota Jember. Cukup repot liputan kali ini karena banyak warga yang datang dan berkumpul di Alun-alun. Ada yang datang untuk lari pagi, sekadar mencari sarapan, serta pedagang yang lumayan banyak. Pagi ini yang menjadi narasumber adalah Wakil Kapolres Jember yang berbicara seputar pengamanan ajang JFC 2010. Usai liputan kami kembali ke hotel, tapi sulit untuk melanjutkan tidur, karena siangnya kami harus meliput JFC 2010, yang menjadi tujuan utama kami datang ke Jember. Maka, kantuk harus ditahan untuk sementara.



Pagi yang dingin, Sabtu (7/8/10), kru sudah berada di sebuah perkebunan tembakau di Jember, Jawa Timur.


Saking dinginnya, Firman yang tak doyan rokok sekarang jadi addict, cerutu pun diisap dalam-dalam...


Aroma cerutu betul2 menjadi primadona pagi itu...


Mau lihat aksi Riko merokok, silahken. Tidak setiap hari pemandangan seperti ini bisa dilihat, Riko dan kepulan asap...


Meski terasa pahit, Riko tetap bertahan, tak mungkin membuat sang empunya kebun tembakau tersinggung dengan membuang cerutu yang sudah dikasih.....


Dari kiri ke kanan: Bos kebun tembakau, pewaris tahta, penjaga kebun....


"Mengisap cerutu cukup sampai di kerongkongan, jangan diteruskan sampai rongga dada, di situ seninya," ujar Pak Kahar, bos kebun tembakau, kepada Radit yang matanya masih terbuka sebagian.....


Kang Ade sepertinya kurang berkenan dengan acara bagi-bagi rokok, sebab cerutu telah mengalahkan ukuran rokok kesayangannya, 234, yang selama ini selalu dibanggakan sebagai rokok orang-orang macho. Di atas Samson masih ada Hercules ya Kang.....


Wajah ngantuk ditambah pula hasil foto kaya begini, lengkaplah sudah....


Tawa yang ikhlas karena diberi cerutu gratis, kecuali yang paling belakang, agak manyun karena kehabisan cerutu.....


Duh, belum berubah juga hasil fotonya.....


Yanto sang omnivora di Tim Liputan Jember menahan dingin tanpa cerutu, bahkan permintaan sebatang 234 pun ditolak Kang Ade, nasibmu Nto....


Foto bareng antara reporter Liputan 6 dengan para fans di kebun tembakau......


Para fans Riko yang lain terlihat bergerombol di latar belakang, ibu-ibu pemetik tembakau....


Meski sudah sarapan, wajah ngantuk tak bisa hilang...


Syukur masih ada cerutu yang membuat mata melek....


Rekan-rekan tim teknik terlihat lega sesuai liputan 6 pagi yang tampil live....


Rapat dadakan usai sarapan membahas dua opsi: Melanjutkan tidur atau pelesir ke Watu Ulo? Mereka yang hobi tidur akhirnya memenangkan referendum itu....


No comment...


Bersiap balik ke hotel melanjutkan mimpi yang tak tuntas......


Sebelum tidur sarapan lagi di teras kamar hotel.....


Sudah berjam-jam diisap, sang cerutu tak kunjung habis....


Yanto menelpon tukang pijet sambil ngos-ngosan di pagi hari, serem beneeerr......


Riko terlihat puas menyaksikan tayangan Liputan 6 Pagi melalui website liputan6.com.


Ngantuk sudah tak bisa ditahan, cerutu tak kunjung habis, dibuang pun sayang......


Yanto menunggu tukang pijet yang tak kunjung datang....


Hasil jepretan Yanto di kamar bos Tim Liputan Jember....


Nyenyak tidur di sela-sela liputan live pagi dan live siang......


Nelangsanya wajah pria yang tak kunjung didatangi tukang pijet.........


Bodi boleh kecil, tapi nyali jangan tanya. Cuma kepada Jaja mobil SNG (Satelite News Gathering) SCTV yang gemuk itu takluk......


Ya udah, terjun dulu tuh ke kolam Nto, buat buang sial.....


Wajah mupeng itu akhirnya menyerah dan berusaha untuk meneruskan tidur yang terganggu oleh pekerjaan....


Sementara di luar kamar, sang driver SNG sedang memikirkan cara membawa SNG ke Wakatobi pakai getek.....


Lorong kamar hotel langsung kosong begitu seluruh kru Liputan 6 masuk kamar.....


Minggu (8/8/10) pagi, seluruh kru kembali berugas sejak sebelum matahari terbit......


Hingga matahari terbit, persiapan masih berlangsung......


Akhirnya, siarang langsung Liputan 6 Pagi dari Alun-alun Kota Jember dimulai.....


Firman yang lapar karena belum sarapan, tambah sengsara karena harus mengambil gambar pedagang makanan......


Kabag Ops Polres Jember Kompol Erick Hermawan menjawab pertanyaan Riko soal pengamanan JFC 2010.


Kompol Erick terlihat kerap menatap Yanto, mungkin kru Liputan 6 itu mirip dengan salah seorang tersangka narkoba di Polres Jember yang kini buron.....


Usai liputan di Alun-alun Kota Jember, istirahat dan sarapan lagi di teras kamar.....


Lupa kalau lagi diet, terpaksa makanan yang dibawa untuk sarapan tak habis dimakan......


Istirahat sejenak di depan kamar sebelum turun lagi untuk liputan langsung siang nanti.....


Salah seorang peserta JFC terlihat bersiap di Sanggar Dynand Fariz, Jember.


Dari pakaiannya ketahuan kalau ini adalah tim Dream Sky.......


Peserta dari Dream Sky termasuk yang paling menonjol karena keindahan kostumnya.....


Kalau yang ini tak hanya kostumnya yang indah, tapi juga........


Kameraman pun dibuat tak bisa diam untuk mengabadikan keindahan itu.....


Juno tak ketinggalan pasang aksi di depan kupu2 yang menggoda iman....


Dua putra Jember bertemu, yang satu membangun sanggar seni yang besar, yang satu lagi baru saja tahu kalau tempat kosnya dulu ternyata sudah kena gusur, poor Radit.....


Bersantai sejenak sebelum liputan di Sanggar Dinand Fariz....


Kamera udah siap, Bos Tanto pun dengan anteng main fesbuk, ha...ha..ha....


Tiga kamera ditambah dua lagi dari tim Potret cukuplah untuk meliput even sekelas JFC....


Seluruh kostum yang digunakan merupakan kreasi peserta dan dengan biaya sendiri....


Riko, Berno, Radit dan pemegang kabel siap di tempat sesaat sebelum siaran langsung......


Majoret marching band JFC sebelum ikut latihan.....


Siaran langsung itu dimulai......


Usai tampil live makan siang dulu....


Dari gayanya tak perlu dijelaskan apa profesi pria ini sebelum bergabung dengan SCTV, ya tukang uji mikrophone...


Gambar didapat, senyum pun meluncur untuk Anto......


Masih kurang puas, Anto minta nambah, alasannya kamera digital hasilnya kurang bagus jadi harus dipotret sering2 biar hasilnya bisa diseleksi, bisa aja ngelesnya....


Kalo peserta yang ini memang layak diabadikan....


Riko kembali beraksi di tayangan langsung......


Cara gampang memotret diri sendiri...


Di sela jeda menunggu panggilan dari master kontrol.....


Ini gak keliatan di tayangan siaran langsung kan....?


Firman harus naik tangga untuk mendapatkan gambar terbaik....


Sebagai pendatang Yanto memang harus nurut sama putra asli daerah, disuruh narik becak ya nariiikkkk......


Tapi, setelah diperhatikan, keduanya persis seperti tentara jepang dan pekerja Romusha..... Tapi mana ada Romusha badannya segede gajah gitu.....


Sebenarnya, Radit dan Yanto sedang napak tilas di Alun-alun Kota Jember, melihat persiapan acara puncak JFC.....



1 komentar:

Anonim mengatakan...

ky nya udah resign semua orangnya kecuali yanto :D